Cari Blog Ini

Laman

Rabu, 01 Oktober 2008

BELAJAR DARI HAPE

BELAJAR DARI HAPE

Dewasa ini banyak sekali HP yang digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari para eksekutif, pengusaha, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum lainnya. Merek HP yang kita kenal antara lain misalnya ; Sony Ericson, Nokia, Siemens, LG, Motorola, Esia, Smart, Hepi dan lain-lain dengan berbagai merek dan fitur tentunya, namun sebagian masyarakat ada yang tidak lagi melihat merek tetapi yang terpenting bagaimana mereka dapat berkomunikasi dengan cepat dan praktis dengan orang yang mereka ajak bicara dalam jarak yang cukup jauh, dengan focus pembicaraan yang sangat kompleks dan bervariasi mulai dari masalah bisnis, sekedar bincang-bincang, saling kirim kabar, silaturrahmi, atau menjalin hubungan khusus bagi mereka yang sedang dimabuk asmara, atau untuk sekedar janjian dengan teman slingkuhan bahkan sang Penculik dan Kaum Teroris pun menggertak mengecoh serta mengancam para korbannya melalui HP. Artinya bahwa ada banyak peluang yang empuk bahwa penggunaan HP bukan saja untuk keperluan yang bersifat positif, tapi peluang untuk melakukan hal – hal yang bersifat negatif pun terbuka lebar, namun begitu semua kembali kepada pengguna, mau diapakan alat itu terserah kepada pemiliknya. Nah itulah sebabnya maka demi kemaslahatan berbagai pihak, maka bagi setiap pemilik kartu baru harus didaftar sesuai data yang tercantum dalam KTP / identitas pemilik kartu.

Kenyataan memang benda kecil mungil ini sangat dibutuhkan karena sekali lagi bahwa dengan alat tersebut kita akan mudah melakukan komunikasi disamping alatnya pun mudah dibawa kemana saja, dan alat ini sekarang bukan lagi sebagai barang mewah karena mulai dari Anak SD sampai SMA, bahkan tukang sayur kliling pun sudah biasa menggunakannya. Kecanggihan lain alat ini antara lain bahwa kita bisa melihat wajah orang yang kita ajak bicara walaupun mereka berada di negara seberang sana dalam jarak yang cukupjauh, sehingga hubungan antar manusia dewasa ini semakin mudah dan tidak bisa ditutupi. Itulah sebabnya telah banyak terbukti entah disengaja atau tidak maka dari alat ini dapat terekam peristiwa atau kejadian yang dapat dijadikan sebagai dokumentasi atau sebagai barang bukti atas perilaku baik yang bersifat amoral , kriminal dan sebagainya, sehingga tampak jelas dalam rekaman tersebut berupa suara maupun gambarnya sekaligus, sehingga menjadi salah satu informasi yang tak bisa dipungkiri lagi kebenaran faktanya.
Memang perlu dimaklumi bahwa ada sisi positif dan negatif dengan memiliki HP system Camera yang tentunya berkemampuan memori memadai sehingga alat tersebut mampu menyimpan berbagai gambar-gambar, video yang di inginkannya. Nah seperti telah diutarakan diatas bahwa semua kembali siapa pemiliknya, kalau si empunya HP tersebut menyadari statusnya sebagai orang yang beriman, maka kemungkinan besar ia tidak akan merekam apalagi menyimpan gambar, film yang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai akhlaq Islam, lalu mereka pun akan menggantinya dengan program program yang memotivasi kepada peningkatan keiamanan kepada Allah SWT misalnya, program Al Qur’an terjemah Hadist Rasulullah SAW dan sebagainya atau disimpan dan direkamnya gambar atau film yang bersifat religius.
Untuk itu ada banyak hal yang dapat kita renungkan dari kehadiran sebuah alat komunikasi ini, antara lain bahwa manusia yang dewasa ini telah mampu menciptakan sebuah alat yang begitu modern dan canggih, hendaklahdapat kita jadikan bahan renungan bahwa Allah SWT telah lebih dahulu menciptakan makhluk yang bernama Nabi Adam AS dalam penciptaan yang sangat unik dan sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Seperti kita ketahui bahwa manusia yang terdiri dari dua unsur baik unsur jasmani dan rohani. Unsur jasmnai dalam arti bentuk fisik antara lain adanya Kepala , badan, kaki serta kehalusan kulit yang menutupi tubuh jasmani baik berwarna hitam, kuning atau putih dan sebagainya, kemudian didalam tubuh pun dilengkapi beberapa komponen antara lain ; jantung , paru, hati, limpa usus, lambung , ginjal dan sebagainya yang kesemuanya memiliki fungsi masing-masing. Adapun dalam unsur rohani maka pada diri manusia yang terlahir maka telah Allah anugrahkan kepada nya ruh / nyawa yang dilengkapi akal, pikir, rasa serta tentunya nilai nilai keimanan.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat 7, Al – ‘Araf : ayat 172 sebagai berikut : ” Wa-iz akhoza robbuka min- banii Aadama min zuhuurihim zurriyyatahum Wa asyhadahum ’alaa anfusihim Alastu birobbikum, Qooluu balaa syahidnaa an-taquuluu yaumal qiyaamati innaa kunnaa ’an- haaza ghoofiliin ”

Artinya : ” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)"

Nah dalam kenyataan ini maka manusia dipandang hidup dari dua sisi tanpa terpisahkan yaitu secara lahiriyah dan batiniyah sekaligus dimana keduanya harus seimbang dalam merefleksikan aktifitas kehidupannya baik dalam hubungan secara vertikal kepada Tuhan Nya serta dalam hubungan sesama manusia secara horizontal, nah kalau demikian halnya maka dapatlah manusia itu dikatakan hidup dalam kondisi yang sempurna. Artinya bahwa manusia dalam melakukan berbagai aktifitasnya senantiasa dikendalikan oleh akal dan keimanan yang telah Allah SWT anugrahkan sebagai nikmat terbesar bagi manusia sehingga dengan akal dan iman tersebut mereka dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana pula perbuatan yang buruk. Hal jelas dinyatakan dalam firman Allah SWT tersebut diatas.

Memang sungguh unik dan sangat luar biasa, bahwa Allah SWT yang maha perkasa telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baik rupa. Namun kalau dikaji bahwa manusia dengan segala reaksi yang ditampakkannya dalam bentuk berbagai aktifitas tersebut, maka secara sepintas manusia tak ubahnya seperti sebuah HP yang sekarang sedang dan

digandrungi baik oleh kaum Adam maupun kaum Hawa, Mengapa demikian ? Begitulah kehidupan manusia yang tidak terlepas dari aktifitas interaksi maupun komunikasi yang semakin modern seiring perkembangan tekonologi sehingga terciptanya hubungan sosial tanpa terbatas pada ruang dan waktu.

Namun kembali kepada pembicaraan tentang sebuah HP, maka kita tentu mengartikan bahwa HP tersebut dikatakan hidup (On ) maka hal apabila pada HP tersebut terdapat pulsa dan keadaan baterai yang normal serta memadai disamping charge yang kontinyu sesuai waktu setiap hari, begitu pula seorang manusia bisa dikatakan hidup disisi Allah SWT apabila manusia tersebut dapat menerima sinyal – sinyal yang datang. Artinya adalah bahwa ada syarat yang harus dipenuhi apabila kita ingin HP kita tetap On sehingga siap untuk berinetraksi dalam berbagai situasi yang tentunya semua telah direncanakan dan diprogram secara serius. Artinya apa? Ketika manusia beraktifitas dalam rangka memenuhi kebutuhan, maka manusia tersebut belum dikatakan hidup kalau dalam cara pemenuhan kebutuhan tersebut masih saja melanggar aturan aturan yang telah digariskan oleh Allah SWT .

Lebih jelasnya bahwa manusia yang telah Allah SWT ciptakan dimana telah disiapkan pula rizqinya yang berfungsi sebagai pulsanya, lalu manusia dihidupkan oleh Allah dengan perantaraan adanya ruh , akal dan iman sebagai tenaga penggerak yang secara otomatis dapat kita saksikan bagaimana kemampuan manusia dalam menerima sinyal-sinyal dari Allah, baik dalam bentuk sinyal harian berupa panggilan melaksanakan shalat 5 waktu, kemudian sinyal mingguan berupa pelaksanan shalat jumat serta sinyal tahunan baik berupa pelaksanaan keajiban puasa, zakat baik fitrah maupun mal maupun pelaksanaan ibadah haji bagi yang telah mampu secara lahiriyah dan batiniyah, sehat jasmani dan rohani tentunya.

Oleh karena itu maka tidak lah heran bahwa masih banyak manusia yang tak menanggapi dengan serius akan sinyal;-sinyal yang Allah berikan kepada mereka, nah itulah sebabnya maka banyak SMS SMS *) pen. Firman Allah ) yang Allah SWT kirimkan kepada para makhlukNya yang bernama manusia di muka bumi ini, yang kalau kita cermati bahwa SMS tersebut seakan menyindir secara halus namun tegas antara lain : ” Apakah kamu tidak berfikir ?, Apakah kamu tidak menggunakan akal ?, Apakah kamu tidak merenungkan ? ”. Semua sinyal tersebut diatas mungkin hanya diperhatikan oleh orang yang mau menggunakan akal pikirannya, sehingga apa yang dilakukan senantiasa berdasarkan referensi yang telah Allah SWT jelaskan dalam kitab Nya Al Quranul Karim yang penjelasan nya terdapat dalam Hadist Rasulullah SAW, sehingga perilakunya senantiasa dilandasi dengan akal yang telah bersinergi dengan nilai-nilai iman dan bukan menurut kehendak hawa nafsunya semata.

Kita semua memang menyadari bahwa HP yang kita genggam dan kita kantongi selama ini sebenarnya bisa dikatakan hidup bila cukup pulsa dan charge yang kontinyui setiap hari, oleh karena itu maka manusia pun pada hakekatnya dikatakan hidup apabila didalam kehidupan nya selalu di charge dengan pulsa yang tentunya bukan melalui baterai tetapi melalui satu media yang bernama Zikrullah ( mengingat akan nikmat Allah SWT , dengan merefleksikannya melalui pengamalan ajaran Islam secara kaffah/menyeluruh).

Oleh karena itu harus kita fahami penilaian Allah SWT pada diri manusia tidaklah didasarkan pada penilaian jasadiyah, atau bentuk lahiriyah semata yang berupa suara, kecantikan atau ketampanannya warna kulit dan sebagainya, tetapi Allah SWT hanya menilai bagaimana hati serta amal yang kita kerjakan. Sudah sesuaikah dengan janji – janji yang telah diikrarkan ketika Allah SWT tiupkan ruh di badan menjelang kelahirannya dari alam rahim.

Itulah sebabnya maka panggilan puasa yang kita laksanakan pada setiap bulan Ramadhan adalah salah satu bukti kita menerima sinyal yang Allah kirimkan. Dan sebagai orang yang beriman maka tanpa reserve lalu kitapun melaksanakan sinyal-sinyal yang Allah kirimkan tersebut.
Sebagai analoginya bahwa sebagus dan semodern Apapun HP yag kita miliki dengan warna warni chasing yang menarik, maka apabila tanpa pulsa, tanpa chaerge dsb. Sama halnya benda itu sebagai barang rongsokan, tak punya arti dan makna, sehingga berfungsi sebagai pajangan yang bernilai semu. Begitu pula seganteng dan secantik apapun manusia dengan warna kulit yang sehalus sutra sekalipun , maka kalau sudah tidak punya iman, ilmu dan amal, maka sama halnya, dengan robot berjalan, tak punya rasa, etika malu dsb.

Oleh karena kita kembali kepada SMS-SMS yang Allah kirimkan ( berupa ayat-ayatNya) kepada umat manusia melalui para Rasul-Nya ), maka Apakah kita tidak berfikir, ataukah kita tidak berperasaan ? atau apakah kita tidak mau merenungkan bahwa Allah telah memberi kita rizki berlimpah, baik yang nampak maupun yang tiada nampak oleh mata lalu dicukupi segala kebutuhan tanpa kita meminta, tidakkah manusia merasa bahwa itu semua bukan semata mata ada begitu saja dan gratis dari Allah ? tidak sekali lagi kita harus membayarnya dengan kesyukuran dan ketaatan yang sempurna. Apa yang kita peroleh dari hasil jerih payah kita, maka semua itu adalah ada peran serta takdir Allah SWT. Artinya semua terjadi atas izin Allah SWT, bahkan kalau kita beriman bahwa tidak satu lembar pun daun yang berguguran, maka itu sudah ada dalam catatan di Lauhil Mahfuz.

Mengapa kita begitu antusias ketika dihimbau bahwa orang yang bijak maka ia akan taat pajak, sehingga kita pun dengan daya upaya berusaha untuk tepat waktu melunasi pajak-pajak tersebut ? karena apa ? takut di denda, yah itu sudah pasti. Kemudian mengapa tidak tergetar hati kita ketika mendengar himbauan Allah melalui para mu’azzin memanggil manggil untuk shalat ? lalu kita pun terus asik dengan kesibukan kita masing masing, Apakah karena telinga kita yang tuli saat itu? atau hati kita yang mulai ditutupi oleh karena terlalu cintanya pada harta ? atau takut mendapat kondite jelek oleh atasan karena ingin selalu tampil sempurna dan prima dimata atasan ?.

Oleh karena itu orang yang penuh keimanan dalam dirinya maka ia akan percaya dan yakin bahwa apa yang telah dilakukan manusia, baik atau buruk, akan kembali ke manusia itu juga. Allah tidak akan menzolimi makhlukNya tetapi manusia itu sendirilah yang menzolimi dirinya. Karena itu maka tidaklah kurang sedikitpun kemulyaann Allah SWT meskipun seluruh penduduk bumi dan langit selalu ingkar, dan sebaliknya tidak akan nambahnya kemulyaan Allah SWT apabila manusia dimuka bumi ini semua beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Kita bisa saksikan bagaimana sikap dan prilaku manusia ketika Allah SWT mewajibkan puasa bagi mereka, ada yang gembira dalam menyambut bulan ramadhan ini , namun ada yang bisa-biasa saja seakan tidak ada apa apa di dalam bulan yang Allah SWT janjikan penuh limpahan barkah ini.


Begitupun di akhir ramadhan nanti ada merasa senang dengan berakhirnya ramadhan lalu bergembira dengan hari Raya yang pertanda mereka akan terbebas dari batasan – batasan yang Allah larang untuk dilakukan pada bulan Ramadhan baik makan minum dan sebagainya.

Ada pula yang unik dari sikap sebagian manusia dimana mereka bersedih dengan berakhirnya Ramadhan, mengapa ? karena mereka yang berimana pada Allah SWT dalam beribadah sekakan mereka seperti ikan yang berada di dalam air , begitu tenang damai dan hari-hari nya penuh dengan amaliah dengan penuh kesdaran , ikhlas semata mencari ridho Tuhan, sehingga begitu menginjak syawal mereka senantiasa memperhatikan sinyal yang diberikan oleh Rasulullah SAW. itulah sebabnya maka ketika memasuki bulan Syawal, mereka pun menyambutnya dengan puasa sunah 6 hari yang dilakukannya pada bulan syawal, kemudian selanjutnya diiringi pada bulan berikutnya berupa puasa sunah 3 hari pada pertengahan bulan Hijriyah ( tanggal 13, 14 dan 15 ).

Mereka begitu yakin akan janji Allah bahwa puasa 6 hari di bulan Syawal balasannya seakan akan kita berpuasa setahun penuh. Masya Allah , beruntunglah mereka yang percaya dengan janji Allah yang bersifat rahman rahim maha pengasih tak pilih kasih. Dan janjinya pun mustahil dipungkiri sebagaimana terjadi pada kebanyakan manusia, yang pandai berpura dan berdusta .
Nah, sebenarnya apa yang menyebabkan sebagian besar manusia tak mau memikirkan kehidupan yang akan datang ( Akhirat ). Mungkinkah karena belum meresapnya keyakinan kedalam lubuk hati yang paling dalam, sehingga kita belum meyakini sabda Rasulullah SAW bahwa dunia adalah tempat menanam , dan Akhirat tempat memetik hasil buahnya.

Itulah sebabnya ketika sinyal-sinyal tersebut datang dari Allah SWT, maka apabila charge keimanan kepada Allah telah sempurna / full, maka mereka pun yakin kepada janji dan ancaman Allah SWT yang pasti akan nyata kelak di Yaumil Hisab, dan orang orang yang beriman kepada Allah SWT tentunya selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan tersebut hendaknya membawa kecintaan Allah SWT, bukan malah sebaliknya mengundang kemurkaan Allah SWT.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa Ilmu iman amal adalah satu kesatuan yang kokoh yang senantiasa mewarnai perilaku kehidupan kita sehari-hari, sehingga diharapkan kita akan menjadi insan insan yang kamil yaitu manusia yang berpandangan jauh ke depan yang bukan hanya memikirkan kehidupan kini, tapi juga masa yang akan datang , dalam menggapai bahagia di dunia, dan mencari keselamatan di akhirat.

Oleh karena itu dalam bentuk apapun kemajuan kemajuan dari perkembangan ilmu dan teknologi modern dewasa ini maka hendaknya dapat disikapi serta memfilterinya dengan nilai-nailai keimanan dan sikap akhlaq kepada Allah SWT agar terjadi keseimbangan sehingga kita mampu mengambil i’tibar ( pelajaran) dengan sasaran agar kesyukuran , keimanan dan taqwa kita semakin meningkat, dari hari kehari sampai akhir hayat kita, amin ya robbal alamin.

Wasalam,
Jakarta, 30 September 2008


BIODATA PENULIS

Nama : A. Fauzi A. GH
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 8 Desember 1963
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
Pekerjaan : Staf / Karyawan Dikmenti
Alamat Kantor : Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.40-
41 Setiabudi Jakarta Selatan
Telp. 021-5256193
Alamat Rumah : Jl. Pancoran barat XI.A
RT.011/03 No.32 Kelurahan
Pancoran Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan 12780
Telp. 021-92170496

Tidak ada komentar:

Posting Komentar