Cari Blog Ini

Laman

Minggu, 19 Oktober 2008

TANAH

Tanah, tempat manusia berpijak, bercocok tanam, tempat berdirinya berbagai bangunan gedung apartemen, sekolah, universitas, pabrik, cafe, hotel, gelanggang dan sebagainya. Tanah dapat diwariskan kepada anak cucu dari salah satu keluarga yang telah meninggal dunia yang diatur dalam Hukum Waris menurut ajaran Islam. Mengapa ? karena setiap semua manusia yang hidup akan merasakan kematian, sehingga terjadilah apa yang disebut pewaris dan yang mewariskan. Itulah sunnatullah, dimana hikmah dari semua itu adalah sebagai ujian hidup bagi manusia, siapa diantara mereka yang terbaik amalnya , yang mampu menjalankan amanah yang dipikulkan kepadanya, Jujurkah , adilkah dalam mengemban amanah atau sebaliknya curangklah, khianatkah, serakahkah? Walaupun pada suatu saat nanti tanah akan diciumnya juga, karena dari tanah manusia diciptakan oleh Allah SWT dan kesanalah manusia akan dikembalikan.
Kadang manusia tak menyadari yang karena keterbatasan pemahaman agamanya, sering kita dengar bahkan kita saksikan di media elektronika, televise dan lain-lain yaitu gara-gara tanah seseorang rela menganiaya bahkan membunuh orang tuanya menyakiti saudaranya. Atau seseorang bermarah-marahan dengan saudaranya karena sebab tanah. Seseorang bisa hidup mulia karena sebab tanah yang dimilikinya atau sebaliknya seseorang dapat hidup hina karena sebab tanah pula.
Allah SWT menciptakan alam ini baik langit dan buminya dengan isinya . Itu semua adalah untuk kemaslahatan hidup manusia. Sebagai contoh kecil saja, setiap pagi hari kita menikmat karunia Allah SWT berupa udara yang begitu bersih sambil kita pandangi luasnya dan tingginya langit biru dan tampak gagahnya kapal udara melayang terbang diudara milik Allah SWT yang dengan demikian manusia mudah menempuh perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Bagaimana mungkin kapal tersebut terbang tinggi tanpa udara yang Allah SWT ciptakan?. Begitupun bumi yang Allah SWT hamparkan ini baik berupa daratan maupun lautan yang begitu banyak manfaat yang diambil oleh manusia, ikan-ikannya di lautan dan ditumbuhinya tanah tersebut dengan tumbuhan yang bermanfaat berupa buah dan sayur mayur untuk memenuhi dan menyiapkan kebutuhan manusia. Maka nikmat Allah SWT yang manakah yang kita ingkari ?.
TANAH, sekali lagi sebagai bukti keberadaan makkhluk manusia dan sekaligus sebagai bukti ketinggian dan kemulyaan Allah SWT. Manusia yang sujud kepada Allah SWT dalam pandangan zahir memang hina, namun dalam pandangan Allah SWT justru manusia yang ikhlas menempelkan keningnya dibumi ciptaan Nya sangat dimuliakan Allah di yaumil qiyamah kelak. Itulah sebenarnya sebagai tanda dan bukti syukur kepada Allah SWT. Itulah sebabnya bahwa Allah SWT memerintahkan makhluk Iblis kepada Nabi Adam adalah untuk menguji makhlukNYA yang bernama Iblis tersebut agar melaksanakan perintah Allah SWT tanpa memandang kepada siapa ia berhidmat , tetapi Siapa yang memerintahnya bersujud? Inilah yang kebanyakan manusia yang tak menyadari bahwa ketundukan kepada aturan dan perintah Allah SWT adalah manfaatnya kepada manusia itu sendiri. Allah SWT akan mengganjar setiap ketaatannya, dan Allah SWT akan memperhitungkan akan kekufurannya ,

Oleh karena itu maka wajarlah kalau nabi Adam diusir dari Surga sebagai hukuman ketidak taatannya untuk tidak mendekati buah terlarang kemudian dikutuknya Iblis karena kesombongan dan keangkuhannya menentang perintah Allah SWT untuk sujud ihtirom kepada Nabi Adam AS.
Memang kelalaian manusia karena bujukan Syaitan dan sifat lupanya kepada Allah SWT. Itulah sebabnya apabila mengerjakan sesuatu agar manusia membaca Asma Allah (Basmalah ) begitupula dalam membaca ayat – ayat Allah SWT agar membaca Ta’awuzd sebagai ketergantunagan mutlak mohon perlindungan hanya kepada Allah SWT.
Oleh karena itu maka jadikanlah tanah bukan hanya sekedar tempat kita berpijak, mencari rizqi yang halal tetapi jadikanlah tanah tempat kita bersujud menyembah Allah SWT berbuat baik yang diridhoiNYa, bukan sebaliknya tanah kita jadikan tempat bermaksiat dan mengundang kemurkaan Allah SWT, Na’uzdubillah.

Jakarta, 20 Oktober 2008

Fauzi agh
021-92170496

Tidak ada komentar:

Posting Komentar